Selasa, 14 Desember 2010

SUPERBOY: Bukan Tontonan Anak

Superboy adalah sebuah acara televisi yang ditayangkan oleh Indosiar Senin sampai Jumat pukul 18.00 WIB. Superboy berkisah tentang seorang laki- laki bernama boy yang bekerja sebagai pembantu namun di malam hari, boy berubah menjadi superhero yang menumpas kejahatan di kota Jakarta.
Karena bercerita tentang superhero layaknya Spiderman dan Superman, tidak heran jika anak- anak menggemari acara Superboy ini padahal acara ini ditayangkan pada jam belajar mereka. Tidak jarang anak- anak menunda belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah untuk menonton Superboy.
Lembaga Sensor Indonesia mengklasifikasikan Superboy ke dalam golongan acara BO (Bimbingan Orang Tua) namun seharusnya pihak yang memproduksi acara ini menyesuaikan isi tayangan dengan audiensnya. Tayangan Superboy ini sebenarnya kurang patut disaksikan oleh anak- anak karena tidak mendidik. Banyak kata- kata tidak pantas yang diucapkan tanpa sensor. Selain itu, aktris Superboy kerapkali mengenakan pakaian minim dan terkesan vulgar. Selain itu, sering menampilkan adegan kekerasan dan seronok.
Apa yang dilihat dan didengar oleh anak- anak akan mempengaruhi pikiran dan prilakunya. Oleh karena itu, media populer seperti televisi harus peka terhadap hal tersebut. Secara tidak langsung, media ikut membentuk pola prilaku anak. Peran orang tua juga penting untuk mengawasi anaknya dalam menyerap tayangan televisi.



Rizka Amalia
D2C008070

5 komentar:

  1. anak2 itu belajar dari apa yang mereka lihat, kalo menurut aku acara ini sebaiknya labelnya bukan BO melainkan Dewasa, dan jam tayangnya pun diubah malam sekali, agar2 anak2 ga sempet nonton hehe

    BalasHapus
  2. sinema superboy tidak cocok dikonsumsi untuk anak - anak karena tokoh - tokoh dalam sinema tersebut mengenakan pakaian yang tidak layak untuk dilihat anak - anak

    BalasHapus
  3. setuju, jam tayang mestinya harus diubah diatas jam 10 malam, dan digolongkan di acara orang dewasa. kalaupun gambaran programnya mengikuti film anak-anak tentang superhero, tetap saja isinya beda dan sama skali bukan ditunjukkan untuk anak-anak.

    BalasHapus
  4. hal ini menjadi tugas bagi kita, mahasiswa komunikasi untuk lebih selektif mengkonsumsi tayangan yang memuat nilai edukasi, juga bagi masyarakat kita yang masih terbelenggu oleh tayangan berbau sensualitas dan mistis.

    BalasHapus
  5. sukma, dawi dan dheka:
    benar sekali, namun menurut saya akan lebih baik jika pengemasan acara tersebut baik adegan juga pembentukan karakter pemain disesuaikan dengan audiensnya. ide acara cukup kreatif(meskipun agak mirip dengan kisah spiderman) dan segar karena berbeda dengan sinetron kebanyakan. namun sangat disayangkan karena dikemas dengan seperti itu.

    flo:
    iya, dan kita juga memiliki tugas untuk mulai berpikir kritis dalam menilai dan memilah program televisi yang baik dan tidak mendidik. selain itu juga membawa orang lain untuk ikut kritis dalam menilai

    BalasHapus