Rabu, 15 Desember 2010

IDOLA CILIK

Idola Cilik adalah suatu acara pencarian penyanyi cilik yang disiarkan oleh RCTI sejak tahun 2008. Acara ini sudah berjalan selama tiga musim atau season, dan untuk sementara break dulu karena diisi oleh acara pencarian bakat sejenis lainnya. Di tiap musimnya, Idola Cilik menampilkan 14-16 kontestan yang akan bersaing tiap minggunya demi mendapatkan posisi juara. Dukungan murni berasal dari SMS pemirsa, sehingga kontestan yang mendapat suara terendah akan tereliminasi, atau di idola Cilik disebut ‘tinggal kelas’.

Acara ini sebenarnya cukup bagus karena pada saat itu tidak ada acara pencarian bakat untuk anak kecil. Dengan begitu, anak-anak kecil yang memiliki bakat nyanyi luar biasa bisa mendapatkan apresiasi tersendiri dari khalayak umum. Apalagi memang kontestan yang berhasil lolos ke babak semifinal mempunyai bakat yang tidak bisa dianggap remeh, ini juga karena juri-juri yang memilih siapa yang berhak lolos adalah seniman-seniman profesional di bidang tarik suara. Selain itu, acara ini bisa dibilang juga sebagai penunjang ekonomi bagi para kontestan yang keadaan ekonomi keluarganya kurang beruntung, sehingga bisa lebih menyejahterakan perekonomian kontestan dankeluarganya.

Akan tetapi acara ini juga memiliki berbagai kekurangan. Misalnya, mengatasnamakan unsur drama anak-anak sebagai aset hiburan dan bisnis. Seperti Kiki yang keadaan ekonomi keluarganya kurang mampu, dan ayahnya yang menderita cacat di beberapa bagian tubuhnya. Tidak seharusnya anak-anak dengan usia 7-14 tahun yang menjadi target Idola Cilik menyaksikan drama kehidupan yang kadang dilebih-lebihkan ini. Selain itu, lagu-lagu yang dibawakan bukannya lagu anak-anak tetapi justru lagu remaja dengan tema cinta-cintaan. Lagu-lagu seperti itu sebetulnya tidak cocok dibawakan oleh anak-anak kecil seusia mereka, yang bahkan bisa saja tidak mengerti arti dari lagu yang mereka bawakan. Tetapi mungkin ini juga dampak dari semakin sedikitnya artis anak-anak dengan lagu anak-anak yang muncul belakangan ini. Lalu kekurangan terakhirnya adalah sistem polling SMS yang dipakai untuk menentukan siapa yang akan menjadi juaranya. Dengan demikian, peran juri malah menjadi tidak terlalu dibutuhkan. Mereka kemudian hanya berperan sebagai sekedar penasihat, bukan penilai utama. Maka, terkadang yang menjadi pemenang bukan kontestan yang memiliki suara paling bagus disbanding kontestan lainnya, tetapi kontestan yang memiliki cerita kehidupan paling menarik, dan berhasil menarik simpati pemirsa untuk mendukungnya. Atau bisa juga pemenangnya adalah mereka yang mampu mengeluarkan modal sebanyak-banyaknya untuk keluarga maupun teman-temannya, agar bisa mengirim SMS terus-menerus. Acara pencarian bakat seperti ini atau yang serupa sebaiknya memakai sistem gabungan antara polling SMS dengan keputusan juri professional, sehingga yang terbaiklah yang berhak untuk menang.

Astrid Henariani - D2C008014

4 komentar:

  1. anak anak menyanyikan lagu dewasa merupakan tanggung jawab kita bersama juga media untuk memenuhi kebutuhan seni anak, seperti mengenalkan lagu anak, bukan lagu orang dewasa yang belum sepantasnya dinyanyikan oleh anak- anak

    BalasHapus
  2. industrialisasi media telah membutakan para programmer, mereka hanya melihat sebuah acara hanya dari sisi bisnis, sisi kemanusiaan dilupakan

    BalasHapus
  3. seharusnya acara ini lebih mengedepankan lagu anak anak sebagai kompetisinya..
    bukan lagu orang dewasa yg dinyanyikan..

    BalasHapus
  4. makasih komen"nya :)
    iya, walo kadang pihak idola cilik mengganti liriknya dgn kata" yg lbh pas , tp tetep aja judulnya mereka nyanyiin lagu orang gede.
    pasti skrg ini anak" kebanyakan taunya lagu orang dewasa drpd lagu anak" sendiri . ironis :(

    BalasHapus